Kamis, 23 Agustus 2018

Jatuh

Aku masih duduk dengan kertas putih dan bolpoin hitam yang tergenggam. Mengabdi pada satu cerita. Belum lugas sampai kita bisa melanjutkan tulisan bersama.


JATUH - Orang awam mendefinisikan jatuh sebagai sebuah kegagalan, namun tidak denganku. Jatuh adalah sebuah permulaan, dan sebuah perjuangan. Bagaimana aku memulainya, dan bagaimana aku memperjuangkannya. Dan jatuh merupakan sebuah proses, dimana tokoh aku akan siap menerima semua risiko dari hal itu.

Mari aku ceritakan padamu tentang seseorang yang membuatku tertahan dalam waktu.
Hari itu adalah hari dimana aku pertama kali bertemu dengannya, dengan mata yang sedikit lelap, kucoba untuk memperkenalkan diri di hadapannya. "Ilman", ucapku. Sembari melihat senyum tipisnya, aku merasakan kelembutan tangan itu, haha. Tak tahu kenapa, mulai saat itu hariku berubah, aku rasa ada yang tidak biasa. Mudah dimengerti, namun sangat sulit untuk menelisik arti.
Wahai Sang pemilik hati, ijinkanlah aksaraku untuk mendeskripsikannya lebih dalam. Karena hanya dengan aksara, aku mampu mengungkap sebuah rasa.

Ana - begitulah aku menyebut dirinya - gadis asal pulau ternama di sisi barat peta khatulistiwa, yang memperadukan nasibnya ke Pulau Jawa. Dia cantik, ditambah rambut lurus dan gaya nyentriknya membuatku semakin terpesona. Aku suka dengan daya pikirnya, terbilang lambat iya, tapi keluar dari itu sungguh menarik, bahkan rumus algoritma tentang asmara pun mampu diurainya.
Caraku mengenalnya terbilang unik, yaitu dengan mengenalkan ia akan keindahan negeri ini, yang selalu memiliki cerita klasik ketika dikunjungi. Dengan begitu aku mudah tahu, karena aku percaya bahwa alam akan membantuku untuk mengejakan setiap arti dalam dirinya.

Sejenak berasumsi, aku rasa kali ini sesuai ekspektasi, mungkin dia orangnya. Sifat humble dan pengorbanannya terhadap teman adalah yang selama ini kucari. Menurutku, seorang manusia akan dikenal baik dan akan selalu dibutuhkan ketika memiliki dua sifat itu. Dia akan selalu dirindu oleh siapapun dan kapanpun.

Dan satu lagi, senyumnya mampu menghadirkan suasana sejuk dalam tidurku.


Asal kau tahu, aku bukanlah orang yang mudah jatuh pada sebuah kubangan asmara, dan aku bukanlah orang yang mudah percaya pada sebuah pernyataan rasa, aku lebih percaya pada sikap dan usaha yang menunjukkan bahwa itu benar-benar renjana. Aku selalu berusaha menghargai waktu ketika ada orang baru di hidupku, kenapa? Karena aku tak tahu esok atau lusa ia bisa menemaniku lagi atau tidak, maka darinya aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu dan canda tawa dari suasana itu.
Aku memang orang yang suka melihat dunia dari sisi yang berbeda. Aku mengenalnya bukan dari kacamata cinta, tapi aku mengenalnya dari hati yang terbungkus suci. Bukan rasa kagum yang membuatku suka padanya, tetapi hanya dengan melihatnya tertawa aku sudah merasakan makna bahagia.

Jatuh adalah sebuah permulaan. Dan semua bermula ketika aku jatuh hati padanya.
Jatuh adalah sebuah perjuangan. Perjuangan untuk mendapatkan cintanya.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar